Kebumen - GazawaOpini : Adalah Marie Von Ebner Eschenbach seorang tokoh yang cukup berpengaruh dikalangan orang-orang Yahudi, dia mengatakan bahwa, ” kalau saja di dunia ini ada surga, surga itu ada di keluarga dan kalau saja di dunia ini ada neraka, neraka itu juga ada di keluarga”. Pendapat Marie Von Ebner Eschenbach ini ternyata sangat berpengaruh dikalangan orang-orang Yahudi, pengikut setia Binyamin Ze’ev dewasa ini, sehingga skenario dan program kerja Yahudi dalam menghancurkan suatu bangsa sedikit banyak diwarnai pendapat Marie Von Ebner Eschenbach ini, dimana sasaran utama mereka adalah keluarga. Hal ini sangatlah logis, karena keluarga merupakan masyarakat terkecil yang merupakan salah satu potensi yang sangat penting yang mampu menentukan masa depan suatu bangsa. Sehingga pantaslah jika Binyamin Ze’ev dan pengikut setianya berpendapat, untuk menghancurkan suatu bangsa, hancurkan kehidupan keluarganya.
Jika dilihat dari sisi sosio-antropologi,
keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang pertama dikenal oleh seorang
individu, dan disini pulalah untuk pertama kalinya terjadi proses
pewarisan budaya bagi seorang individu. Disamping itu, dalam keluarga
ini pula seorang individu untuk pertama kalinya akan berkenalan dengan nilai,
norma dan kebiasaan yang ada dalam lingkungan keluarganya, dimana hal ini
menurut Kuntjoroningrat akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan dan perkembangan kepribadian seorang individu sebagai ciri watak
yang konsisten yang memberi identitas kepada seorang individu sebagai individu
yang khusus. Dan proses pembentukan kepribadian ini akan sangat dipengaruhi
oleh unsur pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri yang individu dapatkan
dalam lingkungannya. Sehingga sangat logis jika ruh dan energi generasi suatu bangsa
akan muncul dari kehidupan keluarga bangsa tersebut.
Jika sebuah keluarga sudah dapat dihancurkan maka secara tidak langsung telah
menghancurkan pula ruh dan energi sebuah generasi penerus bangsa tersebut,
bahkan pada akhirnya bangsa tersebut akan hancur dengan sendirinya.
Hal ini mengingat bahwa dalam sebuah keluarga setidaknya terdapat seorang
pemimpin dan juga calon pemimpin untuk masa depan, yaitu anak-anak
mereka. Jika anak-anak mereka yang notabenenya adalah calon
pemimpin untuk masa depan dapat dihancurkan, maka dengan sendirinya
akan hancur pula masa depan bangsa tersebut. Sehingga Binyamin Ze’ev dan
pengikut setianya dalam skenarionya tidak menginginkan adanya surga dalam
keluarga-keluarga bangsa yang ingin dihancurkannya, namun sebaliknya mereka
berusaha menciptakan neraka dalam keluarga tersebut.
Kemudian untuk menghancurkan suatu
keluarga di era globalisasi dewasa ini atau dengan kata lain untuk menciptakan
neraka dalam suatu keluarga, bagi Binyamin Ze’ev dan pengikut setianya tidaklah
sulit, cukup dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi yang
ada. Dari sini mereka sudah mampu memasuki urat nadi kehidupan setiap
keluarga. Disadari atau tidak dalam kehidupan kita sehari-hari akan senantiasa
bersentuhan bahkan ketergantungan dengan teknologi telekomunikasi melalui jaringan internet, baik yang berupa Televisi, Facebook, Whatsapp dan lain sebagainya. Hal ini secara langsung atau tidak langsung mulai
mempengaruhi pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri kita, dan pada akhirnya
akan mampu menggeser pola hidup, prinsip hidup bahkan pedoman hidup kita
sehari-hari. Sehingga tanpa
disadari kita telah masuk dalam perangkap-perangkap mereka.
Dibalik itu semua ternyata bagi Binyamin Ze’ev dan pengikut setianya, keluarga merupakan harta yang sangat berharga. Bahkan mereka berusaha
menciptakan surga dalam kehidupan keluarga mereka. Hal ini setidaknya dapat
kita ketahui dari pengakuan seorang artis Madonna yang juga
merupakan pengikut setia Binyamin Ze’ev yang mengatakan bahwa,"Saya
melakukan kegiatan keartisan yang begitu fulgar bukan untuk keluarga saya, akan
tetapi untuk keluarga orang lain". Keluarga bagi Madona justru mendapat
perhatian yang sangat serius, bahkan anak-anak Madonna dalam menikmati hiburan
baik melalui televisi maupun teknologi telekomunikasi lainya begitu dibatasi
dan langsung di bawah pengawasan Madonna sendiri. Hal inilah yang kadang tidak
kita sadari bahwa sesungguhnya kehidupan keluarga kita berada dalam ancaman
yang sangat berbahaya.
Barangkat dari uraian tersebut di atas dan jauh sebelum Marie Von Ebner
Eschenbach mengatakah pendapatnya tentang pentingnya sebuah keluarga,
sesungguhnya Rosulullhoh Muhammad SAW sudah mengajarkan dan
memberikan uswah bagi kita semua akan pentingnya sebuah keluarga
dalam kehidupan kita. Rosululloh Muhammad SAW mengatakan dalam
sabdanya, ” Baeti jannati - Rumahku adalah Surga bagiku ”,
sebuah uswah yang kalau kita cermati lebih seksama, bisa saja mengandung
makna amar dan juga nahi. Amar dalam
arti sebuah perintah agar setiap kaum muslimin hendaknya menjadikan
keluarganya surga bagi diri dan anggota keluarganya, nahi dalam
arti larangan jangan sampai justru sebaliknya menjadikan keluarga
setiap kaum muslimin neraka bagi diri dan anggota keluarganya. Anjuran Rosululloh Muhammad SAW tersebut diperjelas lagi dalam al Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 yang
mengandung amar bagi kaum muslimin agar senantiasa menjaga diri dan anggota
keluarga mereka dari siksa api neraka. Maka sudah seharusnyalah kita lebih
memperhatikan, menjaga dan sekaligus menanamkan nilai-nilai agama
dalam lingkungan keluarga agar nantinya benar-benar dapat merasakan surga dalam
keluarga. @doel