Kebumen-LiterasiZawa : Syaethon sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan fisik apa-apa dibandingkan manusia, jika dilawan berkelahi atau engkol, sudah bisa dipastikan Syaethon pasti kalah. Senjata andalan yang sangat ampuh yang dimiliki Syaethon untuk menaklukkan dan mengalahkan manusia, hanya bermodal bisikan sebagai tipu dayanya. Dalam hal bisikan ini, Syaethon tlatene’ pol tidak kenal menyerah dan putus asa. Bahkan Syaethon mampu menjungkir balikan bisikan dari semua sisi kelemahan manusia. Maka jangan heran ketika kita melihat ahli ibadah, mubaliqh, professor, doctor, aghniya dan orang-orang hebat lainnya yang begitu khusu’ dan tawaddu’ dalam pandangan manusia, ternyata di hatinya masih ada rasa ujub, merasa lebih baik dari orang lain.
Beda ibadah beda juga ramuan bisikan yang dihembuskan Syaethon dalam hati manusia untuk menghilangankan nilai ibadah itu sendiri. Bagi orang-orang yang akan melakukan kemaksiatan tapi ragu, Syaethon akan membisiki innalloha ghofurur rokhim, lakukan saja kemaksiatan itu engko gampang tobat. Bagi orang yang sedang sholat, bisikan Syaethon cukup udkur kadza fadkur kadza untuk memunculkan semua memori hasrat dan pikiran manusia yang terpendam yang akan dan telah dilakukan. Sehingga jangan heran jika kita sebelum sholat pusing mencari kunci, tapi ketika sholat kita ingat dimana kunci itu berada, ini bukan hal yang kebetulan apalagi ndilalah. Tujuan bisikan Syaethon ini tidak lain untuk memisahkan jasad dan hati mereka yang sedang sholat, sehingga sholat mereka tak ubahnya seperti senam pagi, jasadnya sholat tapi hatinya mlayang. Dan bagi aghniya, orang-orang kaya dan muzaki bisikan Syaethon tidak kalah hebatnya.
Dalam
surat al-Baqoroh ayat 268 dijelaskan bagaimama Syaethon menjanjikan, membisikan
dan menakut-nakuti manusia akan kemiskinan dan menyuruh manusia untuk berbuat kejahatan
dan kikir. Syaethon menghembuskan bisikan dan memunculkan bayangan akan
menakutkannya kemiskinan sekira manusia mengeluarkan zakat. Dan Syaethon menghasut
para aghniya agar menahan zakat dan bersifat kikir. Bukankan Tsa’labah
bin Hathib ahli membayar zakat atas kambing-kambingnya ketika kambing yang
ia miliki baru sekitar 40-60 ekor?. Namun setelah kambing-kambingnya mencapai
ratusan ekor, maka Syaethon membisikan dan menakut-nakuti kemiskinan sehingga Tsa’labah
bin Hathib merasa eman-eman dan takut akan kemiskinan, dan ia
menjadi orang yang sangat kikir. Wallohu ‘Aklam
@doelhakeem

Mantap, tdk hanya mbisikin tp mewujudkan diri dlm bentuk yg nyata
BalasHapusbisikan be pun KO gus...maujud wow... hix
HapusKalo bisikan wujud nyata itu namanya bukan bisikan kyai itu namanya ngawe awe ajakan terkadang lebih Indah dari pada bisikan.. 😅😅😅😅
Hapuswaspadalah...waspadalah.. hix
Hapus