Senin, 18 September 2023

POJOK SUFI : MENYESAL MENGUCAPKAN HAMDALAH

 

Kebumen-GazawaOpini : Sejenak ngaji ati tentang Syech Sirri al-Saqothi seorang sufi dari negeri Bagdad yang pernah menyesal mengucapkan lafadz hamdalah. Sekilas hal ini kedengar aneh dan lucu, terutama jika dicerna mentah-mentah oleh orang yang belum memahami pencapaian level derajat pemikiran beliau. Lafadz hamdalah Alhamdulillah merupakan ucapan pujian atas semua nikmat yang telah diberikan Alloh SWT kepada kita, yang sejatinya segala nikmat itu memang hanya milik Alloh SWT semata, Dzat yang pantas untuk dipuji sepenuh hati. Maka menurut Syech Sirri al-Saqothi mengucapkan lafadz hamdalah harus murni dan nyuwiji karena nikmat Alloh SWT tanpa mengecilkan nikmat orang lain, memandang rendah mahluk Alloh SWT yang lain dan tidak merasa bahagia atas penderitaan orang lain.

Alkisah, suatu hari bencana melanda kota Bagdaq, kota Bagdad terbakar. Rumah-rumah, pasar-pasar dan pusat perdagangan lainnya di kota Bagdad hangus dilalap si-jago merah, tidak terkecuali pasar tempat Syech Sirri al-Saqothi mengais rejeki setiap harinya. Dalam suasana yang panik dan mencekam, Syech Sirri al-Saqothi yang kebetulan berada di luar kota mendapat berita tentang hal itu. Namun hal yang aneh terjadi, dimana toko Syeck Sirri al-Saqothi ternyata menjadi satu-satunya toko yang tidak terbakar. Ketika mendengar kabar tersebut, spontan Syech Sirri al-Saqoti mengucapkan Alhamdulillah dalam lisan dan hatinya.

Setibanya di kota Bagdad, Syech Sirri al-Saqoti menangis menyaksikan puing-puing kota Bagdad yang terbakar dan menyaksikan para korban yang telah kehilangan harta benda bahkan nyawa mereka. Syech Sirri al-Saqothi menangis semakin menjadi-jadi ketika mengingat ucapan lafadz hamdalah yang telah beliau ucapakan dalam lisan dan hatinya. Beliau menyesali lafadz hamdalah yang beliau ucapkan, karena beliau rasakan itu sebagai ucapan rasa syukur karena tokonya tidak terbakar, dan itu berarti juga ungkapan rasa syukur karena yang terbakar toko orang lain bukan toko beliau. Dari sinilah Syech Sirri al-Saqothi berpendapat bahwa mengucapkan lafadz hamdalah haruslah murni dan nyuwiji karena nikmat Alloh SWT tanpa mengecilkan nikmat orang lain, memandang rendah mahluk Alloh SWT yang lain dan tidak merasa bahagia atas penderitaan orang lain. Atas penyesalannya itu, Syech Sirri al-Saqothi kemudian memohon ampun pada Alloh SWT dengan beristighfar 30 tahun tanpa henti sampai wafat beliau.

Bagaimana dengan ucapan lafadz hamdalah kita?

Wallohu ‘Aklam

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ZAWACORNER : DO'A ZAWA KETIKA HUJAN

  Kebumen - zaWAcorner  : Hujan bagi sebagian orang mungkin dinilai hanya sebagai fenomena alam yang lumrah dan biasa. Sebuah siklus air y...