Kamis, 21 September 2023

LITERASIZAWA : 'AMIL "TANGAN PANJANG TUHAN"

 

 

Kebumen-LiterasiZawa : Zakat bagi umat Islam adalah suatu ibadah yang memiliki makna fundamental bahkan dikatakan sebagai salah satu pilar penting dalam Agama Islam. Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang mempunyai keunikan tersendiri, karena zakat mempunyai nilai dua dimensi, yakni dimensi vertikal atau bentuk ketaatan kepada Alloh SWT (hablu minalloh) dan dimensi horizontal atau sebagai kewajiban sosial kepada sesama manusia (hablu minannas). Zakat dikeluarkan oleh muzakki kepada mustahiq sebagai cara untuk menyucikan harta yang mereka miliki, namun dalam tataran pelaksanaannya tidak semua muzakki sadar dan mau mengeluarkan zakat dengan berbagai alasan. Disamping itu, keberadaan data muzzaki juga tidak diketahui secara pasti, bahkan mungkin tidak ada. Pelaksanaan zakat masih hanya sebatas kesadaran muzakki saja.

Merujuk pada surat at-Taubah ayat 103 kiranya dapat kita ambil dasar pijakan untuk mengilustrasikan bagaimana mekanisme dan tehnis pelaksanaan zakat pada masa Rosululloh SAW. Ayat ini diawali dengan kata khudz atau ambillah. Kata khudz merupakan fiil amr atau kata kerja perintah atas seseorang atau sekelompok orang untuk mengambil zakat tersebut. Lalu siapa yang diperintahkan untuk mengambil zakat tersebut?, jawabannya adalah ‘amil. Menurut Imam Qurthubi, ‘amil adalah orang-orang yang ditugaskan atau diutus oleh imam atau penguasa pemerintah untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat atas harta zakat yang diambil dari para muzakki untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Kata ‘amil disebut dalam al-Qur’an surat al-Taubah ayat 60 berkenaan dengan asnaf atau golongan penerima zakat, dan ‘amil termasuk di dalamnya. Namun menurut para ulama ahli tafsir kedudukan ‘amil berbeda dengan dengan asnaf yang lain. Disamping sebagai asnaf, ‘amil juga bertugas untuk mengambil, mengumpulkan, mencatat dan membagikan zakat pada mustahiq. Jumhur ulama mengatakan, ‘amil merupakan petugas yang diangkat oleh penguasa yang bertugas mengurus segala permasalahan zakat, seperti orang yang memungut dan mengumpulkan zakat, menulis jumlah masuk dan keluar harta zakat, pemelihara harta zakat serta membagikannya kepada mustahiq. Dengan kata lain ‘amil merupakan jembatan antara muzakki dan mustahiq. Bahkan begitu mulianya ‘amil, kedudukan ‘amil laksana "tangan panjang Tuhan" dalam urusan zakat, sehingga mestinya ‘amil diberi dan mempunyai kekuatan untuk mengambil atau memaksa muzakki dalam mengeluarkan zakat. ‘Amil harus aktif, bukan hanya sekedar pengepul zakat saja.

Wallohu ‘Aklam 

@doelhakeem


 

Senin, 18 September 2023

POJOK SUFI : MENYESAL MENGUCAPKAN HAMDALAH

 

Kebumen-GazawaOpini : Sejenak ngaji ati tentang Syech Sirri al-Saqothi seorang sufi dari negeri Bagdad yang pernah menyesal mengucapkan lafadz hamdalah. Sekilas hal ini kedengar aneh dan lucu, terutama jika dicerna mentah-mentah oleh orang yang belum memahami pencapaian level derajat pemikiran beliau. Lafadz hamdalah Alhamdulillah merupakan ucapan pujian atas semua nikmat yang telah diberikan Alloh SWT kepada kita, yang sejatinya segala nikmat itu memang hanya milik Alloh SWT semata, Dzat yang pantas untuk dipuji sepenuh hati. Maka menurut Syech Sirri al-Saqothi mengucapkan lafadz hamdalah harus murni dan nyuwiji karena nikmat Alloh SWT tanpa mengecilkan nikmat orang lain, memandang rendah mahluk Alloh SWT yang lain dan tidak merasa bahagia atas penderitaan orang lain.

Alkisah, suatu hari bencana melanda kota Bagdaq, kota Bagdad terbakar. Rumah-rumah, pasar-pasar dan pusat perdagangan lainnya di kota Bagdad hangus dilalap si-jago merah, tidak terkecuali pasar tempat Syech Sirri al-Saqothi mengais rejeki setiap harinya. Dalam suasana yang panik dan mencekam, Syech Sirri al-Saqothi yang kebetulan berada di luar kota mendapat berita tentang hal itu. Namun hal yang aneh terjadi, dimana toko Syeck Sirri al-Saqothi ternyata menjadi satu-satunya toko yang tidak terbakar. Ketika mendengar kabar tersebut, spontan Syech Sirri al-Saqoti mengucapkan Alhamdulillah dalam lisan dan hatinya.

Setibanya di kota Bagdad, Syech Sirri al-Saqoti menangis menyaksikan puing-puing kota Bagdad yang terbakar dan menyaksikan para korban yang telah kehilangan harta benda bahkan nyawa mereka. Syech Sirri al-Saqothi menangis semakin menjadi-jadi ketika mengingat ucapan lafadz hamdalah yang telah beliau ucapakan dalam lisan dan hatinya. Beliau menyesali lafadz hamdalah yang beliau ucapkan, karena beliau rasakan itu sebagai ucapan rasa syukur karena tokonya tidak terbakar, dan itu berarti juga ungkapan rasa syukur karena yang terbakar toko orang lain bukan toko beliau. Dari sinilah Syech Sirri al-Saqothi berpendapat bahwa mengucapkan lafadz hamdalah haruslah murni dan nyuwiji karena nikmat Alloh SWT tanpa mengecilkan nikmat orang lain, memandang rendah mahluk Alloh SWT yang lain dan tidak merasa bahagia atas penderitaan orang lain. Atas penyesalannya itu, Syech Sirri al-Saqothi kemudian memohon ampun pada Alloh SWT dengan beristighfar 30 tahun tanpa henti sampai wafat beliau.

Bagaimana dengan ucapan lafadz hamdalah kita?

Wallohu ‘Aklam

 

 

LITERASIZAWA : BISIKAN SYAETHON

 

Kebumen-LiterasiZawa : Syaethon sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan fisik apa-apa dibandingkan manusia, jika dilawan berkelahi atau engkol, sudah bisa dipastikan Syaethon pasti kalah. Senjata andalan yang sangat ampuh yang dimiliki Syaethon untuk menaklukkan dan mengalahkan manusia, hanya bermodal bisikan sebagai tipu dayanya. Dalam hal bisikan ini, Syaethon tlatene’ pol tidak kenal menyerah dan putus asa. Bahkan Syaethon mampu menjungkir balikan bisikan dari semua sisi kelemahan manusia. Maka jangan heran ketika kita melihat ahli ibadah, mubaliqh, professor, doctor, aghniya  dan orang-orang hebat lainnya yang begitu khusu’ dan tawaddu’ dalam pandangan manusia, ternyata di hatinya masih ada rasa ujub, merasa lebih baik dari orang lain.

Beda ibadah beda juga ramuan bisikan yang dihembuskan Syaethon dalam hati manusia untuk menghilangankan nilai ibadah itu sendiri. Bagi orang-orang yang akan melakukan kemaksiatan tapi ragu, Syaethon akan membisiki innalloha ghofurur rokhim, lakukan saja kemaksiatan itu engko gampang tobat. Bagi orang yang sedang sholat, bisikan Syaethon cukup udkur kadza fadkur kadza untuk memunculkan semua memori hasrat dan pikiran manusia yang terpendam yang akan dan telah dilakukan. Sehingga jangan heran jika kita sebelum sholat pusing mencari kunci, tapi ketika sholat kita ingat dimana kunci itu berada, ini bukan hal yang kebetulan apalagi ndilalah. Tujuan bisikan Syaethon ini tidak lain untuk memisahkan jasad dan hati mereka yang sedang sholat, sehingga sholat mereka tak ubahnya seperti senam pagi, jasadnya sholat tapi hatinya mlayang. Dan bagi aghniya, orang-orang kaya dan muzaki bisikan Syaethon tidak kalah hebatnya.

Dalam surat al-Baqoroh ayat 268 dijelaskan bagaimama Syaethon menjanjikan, membisikan dan menakut-nakuti manusia akan kemiskinan dan menyuruh manusia untuk berbuat kejahatan dan kikir. Syaethon menghembuskan bisikan dan memunculkan bayangan akan menakutkannya kemiskinan sekira manusia mengeluarkan zakat. Dan Syaethon menghasut para aghniya agar menahan zakat dan bersifat kikir. Bukankan Tsa’labah bin Hathib ahli membayar zakat atas kambing-kambingnya ketika kambing yang ia miliki baru sekitar 40-60 ekor?. Namun setelah kambing-kambingnya mencapai ratusan ekor, maka Syaethon membisikan dan menakut-nakuti kemiskinan sehingga Tsa’labah bin Hathib merasa eman-eman dan takut akan kemiskinan, dan ia menjadi orang yang sangat kikir. Wallohu ‘Aklam

@doelhakeem

Kamis, 14 September 2023

LITERASIZAWA : PENTINGNYA KONVERSI SHA'

 


Kebumen - LiterasiZawa: Anas bin Malik ra berkata, Rosululloh SAW berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha' hingga lima mud. Kemudian dalam hadits yang lain Ibnu  Umar ra berkata, Rosululloh SAW mewajibkan zakat fithri dengan satu sha' kurma atau satu sha' gandum, baik atas budak, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil, maupun dewasa dari kalangan kaum muslimin. Beberapa macam satuan takaran terkait ketentuan syari’ah banyak ditemukan dalam hadits-hadits Rosululloh SAW, semisal mud terkait dengan pembayaran fidyah dan sha’ terkait dengan kewajiban zakat.

Mud dan Sha’ adalah istilah takaran yang dikenal oleh orang arab sejak dahulu secara turun temurun. Takaran berbeda dengan timbangan, maka untuk menentukan besaran takaran ini para fuqoha menggunakan satuan timbangan yang dinamakan ritl guna mengkonversi sha’ dan mud. Hanya saja ritl ini banyak ragamnya dan berbeda-beda dari satu negara dengan negara lain, semisal ritl Mesir berbeda dengan ritl Hijaz, ritl Damaskus, ritl Bagdad atau ritl iroq dan seterusnya. Untuk menjembatani hal tersebut para fuqoha sepakat menggunakan ritl bagdad atau ritl iroq sebagai patokan. Menurut Syech Ali Mubaroq, ritl iroq banyak digunakan di Makkah dan Madinah yang berasal dari ritl Romawi yang mengalami perubahan sedikit dari ritl Mesir.

Konversi dari takaran ke timbangan ini sangatlah penting, hal ini mengingat bahwa setiap benda mempunyai berat jenis yang berbeda-beda. Berat jenis pasir tentu berbeda dengan berat jenis beras, walaupun dimasukan dalam wadah atau takaran yang sama namun begitu dikonversi kedalam timbangan, tentu akan menghasilkan bobot yang berbeda. Satu karung pasir akan berbeda berat jenisnya dengan sekarung beras, seorang anak kecil mampu mengangkat seember kapas namun belum tentu mampu mengangkat seember beras. Begitu juga satu sha' kurma atau satu sha' gandum sebagai takaran ketentuan zakat fitrah yang telah ditentukan oleh Rosululloh SAW, tentu berbeda dengan satu sha’ beras yang biasa kita gunakan untuk zakat fitrah. Untuk itu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen melalui Penyelenggara Zakat dan Wakaf bekerjasama dengan ormas dan instansi terkait setiap tahun menjelang Romadhon selalu memberikan informasi resmi tentang besaran zakat fitrah, lengkap dengan jenis beras, harga dan timbangannya sebagai pedoman bersama. Wallohu 'Aklam

doelhakeem

Selasa, 12 September 2023

LITERASIZAWA : ZAKAT DULU APA PUASA DULU

 

Kebumen - LeretasiZawaSi Udin anak kelas dua Sekolah Dasar, pulang membawa selembar kertas hasil ulangan mata pelajaran fiqh hari ini, nilainya sembilan koma delapan. Sang ibu menyambut dengan suka cita, kemudian sekilas mengoreksi hasil ulangan anaknya, dan membaca soal yang si Udin salah dalam menjawabnya. Sebutkan rukun Islam yang ketiga? Berkerutlah kening sang ibu, zakat dulu apa puasa dulu?          

Menurut perspektif sejarah, keberadaan zakat memang sudah ada pada periode Makkah, namun masih sebatas kewajiban shodaqoh yang belum ditentukan batas dan besarannya. Shodaqoh ini diperuntukan bagi fakir miskin, anak yatim dan orang-orang yang memerlukan bantuan atas dasar rasa iman, kerelaan hati, kemurahan hati dan perasaan tanggungjawab seseorang atas orang lain. Pada periode Makkah ini perintah zakat cenderung masih sebatas informasi saja, hal ini bisa dilihat dari ayat-ayat Makkiyah atau ayat-ayat yang turun di Makkah tentang zakat seperti surat Luqman ayat 2-4. Namun ada juga yang berpendapat bahwa zakat yang dimaksud pada periode Makkah ini adalah zakat mal (harta), dan zakat pada periode Madinah adalah zakat fitrah dan penjelasan tentang jenis, batas dan besaran zakat mal (harta).

Menurut jumhur ulama, penyebutan zakat didahulukan sebelum puasa. Adapun beberapa alasan yang mereka gunakan antara lain bahwa kewajiban zakat bukan hanya sebatas kewaiban zakat fitrah yang dikeluarkan setelah menjalankan ibadah puasa bulan Romadhon namun juga zakat mal (harta) yang wajib dikeluarkan setelah mencapai nisob dan haulnya. Alasan lain, bahwa ayat-ayat tentang sholat selalu didampingkan dengan zakat, karena keduanya diyakini mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai pembersih. Sholat sebagai pembersih hati dan jiwa sedang zakat sebagai pembersih harta. Namun sebagian ulama yang lain berpendapat dan menyebutkan  puasa didahulukan daripada zakat. Mereka berargumen bahwa perintah kewajiban membayar zakat (zakat fitrah) turun setelah kewajiban berpuasa.

Terlepas dari perbedaan kedua perdapat tersebut di atas, zakat tetaplah ibadah wajib yang sangat penting dalam kehidupan kita. Bagaimana mungkin hati dan jiwa kita akan bersih jika harta yang kita makan belum bersih, karena masih ada hak orang lain di dalamnya. Wallohu ‘Aklam

doelhakeem

 

 

Senin, 11 September 2023

POJOK OPINI : ATM BERAS SEBUAH ALTERNATIF

 


Kebumen-OpiniGazawa : Pangan merupakan suatu kebutuhan dasar utama bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang pada setiap waktu merupakan hak azazi yang harus dipenuhi. Sebagai kebutuhan dasar dan hak azazi manusia maka pangan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu Bangsa dan Negara. Ketidakterpenuhinya kebutuhan pangan dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu negara yang dapat menimbulkan berbagai gejolak sosial dan politik yang pada akhirnya dapat membahayakan stabilitas nasional. Untuk itu keberadaan dan ketersediaan beras yang merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia perlu untuk diperhatikan.

Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya seiiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap beras akan menjadi masalah jika ketersediaan beras sudah tidak dapat tercukupi. Terlebih bagi kalangan masyarakat ekonomi bawah, disamping keberadaan dan ketersediaan beras yang harus ada, harga yang terjangkau juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan pemerintah. Bagi mereka yang penting ada beras dan harganya murah terjangkau, maka mereka sudah merasa nyaman dan aman untuk bekerja dan mencari nafkah.

Mengingat salah satu kebutuhan pokok masyarakat adalah ketersediaannya beras maka alangkah indahnya jika kebutuhan itu bisa mereka dapatkan dengan mudah bahkan gratis, khususnya bagi masyarakat ekonomi bawah atau fakir miskin. Madang lawuh kencot adalah hal yang biasa bagi bagi mereka, sehingga masalah pemenuhan kebutuhan yang lain bagi mereka adalah nomer berikutnya, sing penting duwe beras itulah kebanyakan prinsip mereka. Mengigat kedudukan fakir miskin sebagai salah satu asnaf zakat, maka sebenarnya bisa saja mereka mendapatkan hak zakat dari para muzaki dalam bentuk beras secara gratis. 

Untuk itu perlu kiranya para pihak pengelola zakat seperti Baznas, LAZ dan UPZ mengupayakan pemenuhan kebutuhan beras bagi fakir miskin dalam menyalurkan dan mentasyarufkan dana zakatnya. Berkaca dari beberapa kota di Indonesia, munculnya ATM Beras bagi asnaf fakir miskin menjadi salah satu alternatif yang bisa dikaji lebih lanjut sebagai media menyalurkan dan mentasyarufkan dana zakat pada masyarakat kita. Wallohu’aklam

ZAWACORNER : DO'A ZAWA KETIKA HUJAN

  Kebumen - zaWAcorner  : Hujan bagi sebagian orang mungkin dinilai hanya sebagai fenomena alam yang lumrah dan biasa. Sebuah siklus air y...