Abu Bakar as-Shidiq terkenal sebagai seorang sahabat Rosululloh SAW yang berbudi luhur, lembut, rendah hati, lunak, dermawan, ikhlas, pemberani dan pandai berbicara di depan umum. Ia memiliki badan kurus, mata tajam, kulit putih, rembutnya lebat dan keningnya lebar. Abu Bakar as-Shidiq juga dikenal paling mengerti tentang al-Qur'an dan paling baik bacaannya, sehingga Rosululloh SAW memberi kepercayaan kepadanya untuk menjadi imam sholat bagi sahabat yang lain, dan menggantikan Rosululloh SAW pada saat beliau sakit.
Salah satu kedudukan Rosululloh SAW di tengah-tengah umatnya adalah sebagai kepala negara, begitu beliau wafat otomatis negara telah kehilangan sosok pemimpin. Tentu, pasca wafatannya Rosululloh SAW para sahabat membutuhkan pengganti demi menjaga stabilitas umat. Pada hari kedua pasca wafatnya Rosululloh SAW, kaum Anshor berkumpul di balai Bani Sa’idah Tsaqifah Bani Sa’idah dan menghendaki Sa’ad bin Ubadah sebagai khalifah dari kalangan kaum Anshor. Mendengar hal itu, segera Umar bin Khottob bersama Abu Bakar as-Shidiq dan Abu Ubaidillah bin Jarroh menyusul perkumpulan orang-orang Anshor tersebut dan berhasil mengubah keadaan. Mereka pun akhirnya sepakat membai’at Abu Bakar as-Shidiq menjadi Kholifah.
Pada awal pemerintahannya. salah satu langkah tegas yang dilakukan oleh kholifah Abu Bakar as-Shidiq adalah memerangi para pembangkang zakat. Hal ini tidak biasanya, bahkah sahabat Umar bin Khottob ketika dimintai pendapat tentang pembangkang zakat, beliau begitu lunak tidak setegas sebagaimana biasanya. Umar bin Khottob menilai tidak perlu memerangi mereka, tetapi cukup membujuk mereka agar sama-sama bersatu menghadapi musuh-musuh Islam, terutama tentara Romawi di timur yang telah siap mengancam stabilitas negara. Namun Abu Bakar as-Shidiq dalam orasinya tetap bersikeras akan memerangi para pembangkang zakat, Demi Allah, orang yang keberatan menunaikan zakat kepadaku sebagai kholifah, yang dulu mereka lakukan kepada Rasulullah, akan kuperangi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar