Senin, 17 Juli 2023

REFLEKSI TAHUN BARU HIJRIYAH : SEPUCUK SURAT CINTA ABU MUSA

 


Kebumen-GazawaOpini : Abu Musa al-Asy’ari adalah salah seorang sahabat Rosululloh SAW dan seorang gubernur di wilayah Basroh pada masa kekuasaan kholifah Umar bin Khottob. Kecintaan beliau pada Rosululloh SAW dan Khulafaur rosyidin tidak diragukan lagi, dan beliau merupakan salah seorang mujahid sejati dalam memperjuangkan dan membela Agama Islam. Dikisahkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab tarikh-nya, suatu hari Abu Musa al-Asy’ari nampak gelisah mencari sesuatu, hingga akhirnya termenung di hadapan setumpuk maklumat yang beliau terima dari Kholifah Umar bin Khottob. Entah apa yang beliau cari hingga air mata kecintaan dan kerinduan menetes di pipinya.

Sesripitan kopi berikutnya, diambillah secarik kertas dan sebuah pena. Tak kuasa beliau menumpahkan isi hatinya hingga berhari-hari, hingga akhirnya beliau tak kuasa lagi untuk membendungnya. Dengan rasa ketadziman yang begitu tinggi dan kecintaan beliau pada dinnul Islam, beliau memberanikan diri menuliskan sepucuk surat cinta untuk kholifah Umar bin Khottob.

بسم الله الرحمن الرحيم إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريح

Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesungguhnya telah sampai kepadaku dari engkau beberapa surat, namun tidak ada di dalamnya tertulis tahun.

Efek surat cinta dari Abu Musa al-Asy’ari ini ternyata sangat luar biasa, karena segera setelah kholifah Umar bin Khottob membacanya, beliau kemudian mengumpukan para sahabat untuk membahas kegelisahan yang dialami Abu Musa al-Asy’ari. Mereka pun berkumpul dan sepakat tentang pentingnya adanya tahun dalam Kalender Islam. Walaupun pada waktu itu sudah ada nama-nama bulan yang biasa mereka gunakan, namun belum ada nama tahun yang mereka miliki. Dan setelah terjadi diskusi yang sangat alot, disepakati sebuah nama untuk Kalender Islam, "Tahun Hijriyah". Diskusi pun berlanjut, dan diskusi semakin alot ketika mereka memasuki pembahasan tentang nama bulan yang akan dijadikan awal Tahun Hijriyah.

Ada empat kelompok besar berkenaan dengan usulan nama bulan yang akan dijadikan awal dari Tahun Hijriyah. Kelompok pertama, mengusulkan bulan Robi’ul Awwal karena Rosululloh SAW lahir di bulan ini dan Rosululoh SAW hijrah ke Madinah pun juga di bulan ini. Kelompok kedua, mengusung nama bulan Romadhon sebagai awal dari Tahun Hijriyah, karena bulan ini satu-satunya bulan yang disebutkan dalam al-Qur’an dan menjadi Sayyidusy Syuhur. Kelompok ketiga, mengusulkan bulan Dzulhijjah sebagai awal dari Tahun hijjriyah karena di bulan ini berkumpulnya umat Islam sedunia, dan bulan ini juga termasuk bulan harom atau bulan mulia. Kelompok keempat yang diprakarsai oleh sahabat Ali bin Abi Tholib mengusulkan bulan Muharrom sebagai awal dari Tahun Hijriyah, walaupun kenyataannya Rosululloh SAW hijrah ke Madinah di bulan Rabi’ul Awwal namun Rosululloh SAW sudah ber'azam untuk hijrah ke Madinah sejak awal bulan Muharrom. Dan argumen sahabat Ali bin Abi Tholib yang kemudian menjadi kesepekatan bersama :

لأنّ إبتداء العزم على الهجرة الى المدنة كان فى أوّلى المحرّم

Semua bermula dari sepucuk surat cinta Abu Musa al-Asy'ari. Wallohu ‘Aklam

@doelhakeem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ZAWACORNER : DO'A ZAWA KETIKA HUJAN

  Kebumen - zaWAcorner  : Hujan bagi sebagian orang mungkin dinilai hanya sebagai fenomena alam yang lumrah dan biasa. Sebuah siklus air y...