Pak Tarno, salah satu pesulap ikonik dengan kekhasan ucapannya, “Bim salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong dibantu ya !", seketika itu kejutan-kejutan pun terjadi. Dan mereka yang hadir dan menyaksikan pun merasa ikut terlibat dan merasa senang semua. Penampilannya yang khas dan unik ini ternyata sangat menarik perhatian penonton selaku stakeholder dan mampu menghipnotis lingkungan sekitarnya untuk ikut aktif bergerak dan berinteraksi. Lalu apa jadinya jika teknik ‘ala pak Tarmo ini dipraktikan oleh seorang Kepala Kantor Urusan Agama?.
Adalah H. Amin Widodo, seorang Kepala Kantor Urusan Agama di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, dalam pandangan penulis telah mampu mengimplementasikan teknik ‘ala Pak Tarmo ini untuk sebuah misi perubahan di Kantor Urusan Agama, laksana tukang sulap. Sebuah rencana yang telah disusun secara matang mampu diujudkan dengan melibatkan semua potensi stakeholder yang ada dengan sangat baik. Kepiawaiannya menumbuhkan rasa memiliki dalam setiap jiwa yang terlibat dan peduli pada keberlangsungan Kantor Urusan Agama, mampu dijadikan the power of change menuju Kantor Urusan Agama yang aman, nyaman, bersih dan melayani.
Baru seratus hari H. Amin Widodo bertugas di Kantor Urusan Agama Kecamatan Petanahan, setahap demi setahap perubahan pun mulai kita rasakan. Perubahan fisik kantor, perubahan teknis pelayanan dan perubahan etos kerja mulai dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Petanahan. Kepiawaian beliau dalam menumbuhkan rasa cinta pada stakeholder dan masyarakat pada umumnya, telah mampu menumbuhkan rasa memiliki dan rasa bangga terhadap keberadaan Kantor Urusan Agama Kecamatan Petanahan. Sehingga perubahan-perubahan yang dikehendaki beliau sejalan dengan yang dikehendaki oleh stakeholder dan masyarakat, laksana cukup mengucapkan “bim salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong bantu ya !”, maka jadilah perubahan-perubahan itu.
Kepada penulis, H. Amin Widodo mengatakan
bahwa, Kantor Urusan Agama adalah warisan poro ulama, dan poro ulama
adalah abu ruh saya, maka ujud dari birulwalidain saya terhadap poro
ulama, tidak lain dengan jalan menjaga marwah Kantor Urusan Agama
itu sendiri. Kantor Urusan Agama harus aman, nyaman, indah dilihat mata,
disiplin dan melayani sepenuh hati. Jika setiap Kepala Kantor Urusan Agama yang
ada di Kabupaten Kebumen memiliki misi dan visi yang sama, maka tidak mustahil
akan muncul tukang sulap-tukang sulap baru yang seakan-akan cukup mengucapkan, “bim
salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong bantu ya !”, maka kejutan-kejutan perubahan
kearah kebaikan pun pasti akan terjadi. Wallohu ‘Aklam
#doelhakeem


Mengasyikkan, lanjutkan Gus
BalasHapusmaturnuwun yi
BalasHapus