Minggu, 25 Juni 2023

REDENOMINASI, SE-SHO' METIKWANGI EMPAT PULUH RUPIAH

Kebumen - GazawaSains : Redenominasi bukanlah sanering atau pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang, semisal seribu rupiah disederhanakan menjadi satu rupiah begitupun seterusnya. Setelah redenominasi ini diharapkan satu rupiah lebih mempunyai nilai dalam sistem pembayaran dan sistem akuntansi kita tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.  

Redenominasi rupiah berarti juga penyederhanaan jumlah digit pada rupiah, tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai tukar rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa. Redenominasi rupiah akan mendorong perekonomian menjadi lebih ringkas dan efisien, karena transaksi keuangan tidak lagi melibatkan penulisan nominal yang besar.

Wacana redenominasi menggeliat kembali di awal tahun 2023 seiring perkembangan dan kondisi ekonomi negara yang dinilai stabil dewasa ini. Redenominasi biasanya dilakukan dalam kondisi ekonomi yang stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat. Keberhasilan redenominasi ini menuntut stabilitas makro ekonomi, inflasi yang terkendali, nilai tukar mata uang, dan kondisi fiskal di negara tersebut. 

Melongok keberhasilan redenominasi di negara-negara lain,  seperti Arab Saudi dan Malaysia. Di Arab Saudi ada satu riyal dan di Malaysia ada satu ringgit, dimana nilai mata uang mereka menjadi lebih sederhana secara nominal tanpa mengurangi nilai mata uang itu sendiri. Sehingga harga se-sho' beras fitrah jenis metikwangi yang tadinya kita mengatakan empat puluh ribu rupiah, nanti setelah redenominasi cukup dengan empat puluh rupiah. Wallohu 'Aklam 

@doelhakeem 

Sabtu, 24 Juni 2023

POJOK OPINI : KANG TARJO DAN POLITIK YUYU SAWAH


Kebumen - OpiniGazawa : Seorang bocah cilik telanjang dada nampak asik bermain lumpur di selokan sawah. Sesekali dia membungkukan badan, entah apa yang sedang dia cari. Ada rasa penasaran dalam hatiku, maka kudekati anak itu, dan ternyata dia sedang berburu yuyu sawah. Lalu aku longok isi besek anyaman bambu yang dia bawa, penuh dengan yuyu sawah.

Layaknya seorang peneliti, aku amati hiruk pikuk aktifitas yuyu sawah dalam besek anyaman bambu itu. Mereka aktif bergerak, dan bahkan seakan mereka sedang berlomba untuk naik dinding besek anyaman bambu, yang memang tidak begitu tinggi. Mereka berusaha membebaskan diri, ucul dari wadah itu, namun tak satupun yuyu sawah itu yang berhasil naik dan keluar dari wadah besek anyaman bambu itu.

Setiap kali ada satu yuyu sawah yang berhasil naik, hampir sampai bibir besek anyaman bambu, selalu saja ada yuyu sawah yang lain yang ngganduli dan seakan menarik hingga keduanya jatuh kembali. Begitu terus berulang-ulang, sehingga tak satupun yuyu sawah yang berhasil kabur dari wadah itu. Aneh, apakah mereka memang sengaja agar tak satupun dari mereka yang berhasil naik dan keluar dari wadah itu, atau hal itu memang sudah menjadi tabiat khas mereka, yang sudah menjelma menjadi karakteristik dan mentalitas mereka?, entahlah !.

Sesripitan kopi, tiba-tiba anganku nyantol pada sesosok konco lawas, kang Tarjo. Kang Tarjo konco kuliah yang kukenal orangnya cerdas, kreatif, loyalitas dan dedikasinya cukup tinggi, kemampuan manajerialnya mumpuni dan tidak gagap sains dan tehnologi. Namun sudah tiga puluh tahun kang Tarjo mengabdi di perusahaan dimana dia bekerja, karirnya seperti berjalan ditempat, hanya sebatas rukar rukir kaya permainan catur saja. Akupun mesam mesem sendiri, dan berkata dalam hati, jangan-jangan kang Tarjo layaknya berada dalam besek anyaman bambu yang aku amati tadi, hix !. Wallohu 'aklam.

@doelhakeem 



Rabu, 21 Juni 2023

PROFIL : H. AMIN WIDODO BAGAIKAN TUKANG SULAP


Pak Tarno, salah satu pesulap ikonik dengan kekhasan ucapannya, “Bim salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong dibantu ya !", seketika itu kejutan-kejutan pun terjadi. Dan mereka yang hadir dan menyaksikan pun merasa ikut terlibat dan merasa senang semua. Penampilannya yang khas dan unik ini ternyata sangat menarik perhatian penonton selaku stakeholder dan mampu menghipnotis lingkungan sekitarnya untuk ikut aktif bergerak dan berinteraksi. Lalu apa jadinya jika teknik ‘ala pak Tarmo ini dipraktikan oleh seorang Kepala Kantor Urusan Agama?.

Adalah H. Amin Widodo, seorang Kepala Kantor Urusan Agama di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, dalam pandangan penulis telah mampu mengimplementasikan teknik ‘ala Pak Tarmo ini untuk sebuah misi perubahan di Kantor Urusan Agama, laksana tukang sulap. Sebuah rencana yang telah disusun secara matang mampu diujudkan dengan melibatkan semua potensi stakeholder yang ada dengan sangat baik. Kepiawaiannya menumbuhkan rasa memiliki dalam setiap jiwa yang terlibat dan peduli pada keberlangsungan Kantor Urusan Agama, mampu dijadikan the power of change menuju Kantor Urusan Agama yang aman, nyaman, bersih dan melayani.

Baru seratus hari H. Amin Widodo bertugas di Kantor Urusan Agama Kecamatan Petanahan, setahap demi setahap perubahan pun mulai kita rasakan. Perubahan fisik kantor, perubahan teknis pelayanan dan perubahan etos kerja mulai dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Petanahan. Kepiawaian beliau dalam menumbuhkan rasa cinta pada stakeholder dan masyarakat pada umumnya, telah mampu menumbuhkan rasa memiliki dan rasa bangga terhadap keberadaan Kantor Urusan Agama Kecamatan Petanahan. Sehingga perubahan-perubahan yang dikehendaki beliau sejalan dengan yang dikehendaki oleh stakeholder dan masyarakat, laksana cukup mengucapkan “bim salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong bantu ya !”, maka jadilah perubahan-perubahan itu.

Kepada penulis, H. Amin Widodo mengatakan bahwa, Kantor Urusan Agama adalah warisan poro ulama, dan poro ulama adalah abu ruh saya, maka ujud dari birulwalidain saya terhadap poro ulama, tidak lain dengan jalan menjaga marwah Kantor Urusan Agama itu sendiri. Kantor Urusan Agama harus aman, nyaman, indah dilihat mata, disiplin dan melayani sepenuh hati. Jika setiap Kepala Kantor Urusan Agama yang ada di Kabupaten Kebumen memiliki misi dan visi yang sama, maka tidak mustahil akan muncul tukang sulap-tukang sulap baru yang seakan-akan cukup mengucapkan, “bim salabim jadi apa, prok-prok-prok, tolong bantu ya !”, maka kejutan-kejutan perubahan kearah kebaikan pun pasti akan terjadi. Wallohu ‘Aklam

#doelhakeem

Selasa, 13 Juni 2023

LITERASIZAWA : WAKALAH MUDHOHHI

 


Kebumen - Gazawa : Fenomena yang biasa terjadi setiap momen Hari Raya Qurban pada masa Rosululloh SAW dan para sahabat, mereka melakukan penyembelihan hewan qurban sendiri, kemudian mensedekahkan daging qurban yang sudah disembelih tersebut kepada fakir dan miskin tanpa memperkerjakan sekelompok orang tertentu atau panitia dalam pembagian tersebut. Ibadah qurban memang tidak seperti ibadah zakat yang membutuhkan panitia amil zakat, ibadah qurban tidak mensyaratkan panitia khusus, karena hakikat ibadah qurban lebih menekankan pada aspek ritual daripada aspek sosial. Prosesi ritual ibadah qurban adalah menghilangkan nyawa dan mengalirkan darah hewan udhhiyah itu sendiri. Sampai pada proses itu, sebenarnya ibadah qurban sudah dianggap terlaksana menurut Syari’at Islam.

Meskipun di masa Rosululloh SAW dan para sahabat tidak pernah dibentuk panitia khusus dalam penyelenggaraan ibadah qurban, bukan berarti apa yang dilakukan oleh umat Islam era millenial menyalahi tuntunan Islam. Adalah sahabat Ali bin Abi Tholib, orang yang pertama kali ditunjuk Rosululloh SAW untuk mengurusi onta-onta qurban beliau. Sahabat Ali bin Abi Tholib mengatakan :

أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ أَقُومَ عَلَى بُدْنِهِ وَأَنْ أَتَصَدَّقَ بِلَحْمِهَا وَجُلُودِهَا وَأَجِلَّتِهَا وَأَنْ لاَ أُعْطِىَ الْجَزَّارَ مِنْهَا قَالَ : نَحْنُ نُعْطِيهِ مِنْ عِنْدِنَا

Rasululloh SAW memerintahkanku untuk mengurusi unta-unta qurban beliau. Aku mensedekahkan daging, kulit, dan jilalnya (kulit yang ditaruh pada punggung unta untuk melindungi dari dingin). Aku tidak memberi sesuatu pun dari hasil sembelihan qurban kepada tukang jagal. Beliau bersabda, “Kami akan memberi upah kepada tukang jagal dari uang kami sendiri”. HR. Muslim.

Boleh jadi hadits ini merupakan gambaran panitia qurban pertama dalam Islam. Dan ada tiga tanggungjawab sahabat Ali bin Abi Tholib yang diperintah oleh Rosululloh SAW dalam hadits tersebut, yang juga mestinya bisa menjadi acuan tugas pekerjaan panitia qurban dewasa ini. Pertama mengurusi sekaligus menyembelih, kedua mendistribusikan, dan ketiga mengupah tukang jagal dengan uang, bukan dari bagian daging sembelihan. Untuk itu perlu kiranya panitia qurban ngaji fiqh qurban sebelum melaksanakan tugas dan tanggugjawab sebagai wakalah mudhohhi agar ibadah qurban sesuai dengan Syari’at Islam. Lebih lanjut Rosululloh SAW juga melarang menjual kulit ataupun daging dari hewan qurban.

مَنْ بَاعَ جِلْدَ أُضْحِيَتِهِ فَلاَ أُضْحِيَّةَ لَهُ

Orang yang menjual kulit hewan qurban, maka tidak ada qurban baginya. HR al-Hakim

Wakalah Mudhohhi dituntut harus amanah dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya, karena sebagai seorang wakil, mereka berkuasa atas kewenangan orang yang diwakili dalam hal-hal tertentu. Untuk itu, mereka harus tahu pasti apa tujuan dan apa yang diharapkan oleh muwakkil atau orang yang mewakilkan kepadanya.  

والوكيل امينلانه نائب عن الموكل في اليد والتصرف فكانت يده كيده (

Wakil adalah pengemban amanah, karena ia sebagai pengganti muwakkil dalam kekuasaan dan tasharruf, jadi kekuasannya seperti kekuasaan pihak muwakkil atau orang yang mewakilkan kepadanya.  Wallohu ‘Aklam

@doelhakim

Senin, 12 Juni 2023

LITERASIZAWA : QURBAN LIK SAPTONO ORA UMUM


Kebumen - Gazawa : Esuk uput-uput nampak seorang lelaki setengah baya sebut saja namanya lik Saptono, sudah mengayuh sepeda buntutnya ke pasar dengan membawa kranjang besar untuk mengangkut beceran, bakul janganan keliling. Lik Saptono, suami lik Tarmijah yang sudah dua tahun ini sakit keras tidak bisa bekerja dan beraktifitas berat lagi, memaksa lik Saptono harus berjuang sendiri banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan sekaligus mengobati istrinya. Adapun anak semata wayangnya, Widodo baru saja tamat sekolah kejuruhan dan lagi berusaha mencari pekerjaan di Jakarta. 

Ketika Widodo pamit merantau ke Jakarta, lik Saptono dan lik Tarmijah tak kuasa menahan sedih dan meneteskan air mata. Dalam hatinya lik Saptono berdo’a kepada Alloh SWT semoga anak semata wayangnya diberi kemudahan, dan lik Saptono berjanji dalam hati jika Widodo berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak, lik Saptono akan berqurban. Gayung bersambut, tiga bulan Widodo di Jakarta lik Saptono mendapatkan kabar kalau Widodo sudah mendapatkan pekerjaan yang layak di PT RBW Permai. Lik Saptono pun semakin ngepeng nyelengi untuk mewujudkan nazarnya, berqurban. 

Hari Raya Idhul Adha pun tiba, seekor kambing gibas putih pun sudah terbeli oleh lik Saptono hasil dari celengannya. Saat penyembelihan pun tiba, pakde Irham kemudian maju sebagai algojo menyembelih hewan qurban lik Saptono dengan penuh semangat, disaksikan lik Saptono, lik Tarmijah, Widodo dan tonggo tepalih. Dan setelah selesai penyembelihan, daging qurban kemudian diurus dan diolahi oleh pakde Irham, lik Saptono, lik Tarmijah dan Widodo, keluarga sendiri. 

Ada tiga hal yang menarik yang disampaikan lik Saptono ketika ngolahi daging hewan qurban kepada yang hadir pada waktu itu. 

Pertama, daging hewan qurban ini harus dibagikan semua tanpa sisa, dan tidak boleh dijual, ditukar atau dijadikan upah. Adapun bagian yang tidak bisa dimakan atau sulit dimakan seperti tanduk, dengklik dan tulang, maka disedekahkan secara cuma-cuma. 
Kedua, daging hewan qurban ini harus dibagikan semua tanpa sisa, dan saya, pakde Irham orang yang dalam tanggungan nafkanya, istrinya Tarmijah dan Widodo tidak boleh memakan sedikitpun dari daging qurban ini. 
Ketiga, daging hewan qurban ini harus dibagikan kepada konco-konco lik Saptono, fakir miskin dan tidak boleh diberikan pada juragan Misbah, juragan Iqbal, juragan Moechtar dan konco-konconya yang memang sudah kadapuk kaya raya. 

"Qurban lik Saptono ora umum", demikian omongan yang kemudian berkembang dalam masyarakat karena tiga pesan lik Saptono yang dipandang ora lumrah, berbeda dengan umumnya yang sudah berjalan dalam masyarakat. Sementara lik Saptono sesungguhnya mengatakan pesan tiga hal tersebut karena jauh sebelumnya, lik Saptono sudah ngaji kepada mbah kyai Khayat Mustofa berkenaan dengan kaefiyyah ngolahi daging hewan qurban karena nazarnya. Karena lik Saptono tahu persis adanya perbedaan kaefiyyah cara ngolahi daging hewan qurban sunnah dengan qurban wajib atau qurban karena nazar. Gampang-gampang angel.  Wallohu'aklam
@doelhakeem

ZAWACORNER : DO'A ZAWA KETIKA HUJAN

  Kebumen - zaWAcorner  : Hujan bagi sebagian orang mungkin dinilai hanya sebagai fenomena alam yang lumrah dan biasa. Sebuah siklus air y...