Kebumen-GazawaOpini : Kelak pada hari kiamat, Alloh SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh golongan, dan salah satu diantaranya adalah dua orang yang saling mencintai karena Alloh SWT, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Alloh SWT. Namun bukan sekedar permasalah pertemuan dan perpisahan semata, akan tetapi seberapa besar pengaruh keduanya mampu menyadarkan iman kita pada qodho dan qodhar Alloh SWT, dan menumbuhkan rasa cinta kepada Alloh SWT. Sehingga Imam Ghozali pernah mengatakan, adakalanya rizki datang dalam bentuk seseorang, kedatangan seorang yang sholih dan membawa kebaikan akan menumbuhkan rasa cinta kepada Alloh SWT, yang tentunya akan membawa keselamatan kita di dunia dan akherat.
Pertemuan
dan perpisahan adalah taqdir, sebagaimana pertemuan nabi Khidir as
dengan nabi Musa as bukanlah atas kehendak mereka sendiri, melainkan
sudah digariskan dalam taqdir Alloh SWT, begitupun perpisahan keduanya. Perpisahan
yang berlangsung begitu indah, seindah saat awal bertemunya karena tidak meninggalkan
perasaan dendam, apalagi sikap saling membenci atau permusuhan diantara mereka.
Nabi Musa as menghormati ilmu hakikat yang menjadi pegangan nabi
Khidir as. Demikian pula sebaliknya, nabi Khidir as menghormati ilmu
syari’at yang dipegang teguh nabi Musa as sebagai seorang
rosul, yang harus disampaikan dan ditaati oleh umatnya. Keduanya berkumpul karena
Alloh SWT, berpisah pun karena Alloh SWT. Mereka hanya berpisah secara raga,
tetapi hati mereka tetap menyatu dan saling mendoakan.
Begitupun dalam kehidupan kita, banyak orang
yang telah datang dan pergi, okeh wong sing teka lunga. Itu karena Alloh SWT telah menjumpakan kita
dengan orang-orang yang telah digariskan dalam catatan takdir-Nya, mereka pun
datang silih berganti. Ada yang melintas dalam segmen singkat
namun membekas di dalam hati, ada yang telah lama berjalan beriringan tetapi
tak disadari arti kehadirannya, ada pula yang begitu jauh di mata namun kehadiran
dan penampakannya begitu melekat di hati. Bahkan ada pula yang datang dan pergi
begitu saja, seolah-olah tak pernah ada. Itulah taqdir, dan mereka yang pernah
singgah dalam kehidupan kita, bagaikan kepingan
puzzle yang saling melengkapi dan membentuk sebuah
gambaran holistik kehidupan
kita.
Relakan sebuah perpisahan dan syukurilah sebuah
pertemuan. karena semua itu adalah fitroh bila ada pertemuan pasti ada perpisahan. Maka berbahagialah atau berpura-puralah bahagia, karena setidaknya itu menjadi bukti bahwa kita iman pada
qodho dan qodhar Alloh SWT. Hiasilah dan tumbuhkanlah pada setiap pertemuan dan
perpisahan dengan rasa cinta karena
Alloh SWT, karena rasa cinta inilah yang akan mempertemukan kita kembali di jannah, the power of love. Seorang Badui pernah bertanya pada Rosululloh SAW, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasululloh?”
Beliau berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang
Badui tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari
tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku
persiapkan adalah rasa cinta kepada Alloh SWT dan Rosul-Nya”. Dengan tatapan
penuh cinta dan kasih sayang, Rosululloh SAW pun berkata, “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai di surga”. Aamiinn wallohu a’lam @doelhakeem

bismillah berkah
BalasHapus