Kamis, 29 Desember 2022

2024, Pelaku IKM Sektor Pangan Wajib Bersertifikasi Halal

Kebumen - GazawaNews : Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kebumen, Jumat 30 Desember 2022 bertempat di Aula Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kebumen menyelenggarakan Sosialisasi Sertifikasi Halal bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) sektor pangan (makanan dan minuman) di wilayah Kabupaten Kebumen. 

Ibnu Asaddudin selalu Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kebumen dalam pembukaannya mengapresiasi atas kepedulian Kementrian Agama Kabupaten Kebumen menjembatani para pelaku IMK sektor pangan (makanan dan minuman) dalam mendapatkan sertifikasi halal produk usaha mereka. Sertifikasi halal bagi pelaku IMK sangat penting, mengingat di tahun 2023 produk-produk yang dapat bersaing di pasar modern wajib bersertifikasi halal. 

Sejalan dengan hal tersebut, H. Hamid selalu plt Garazawa menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk menghilangkan imej yang berkembang dalam masyarakat yang mengatakan bahwa, lebelitas halal itu ribet prosesnya. Untuk itu Kementrian Agama Kabupaten Kebumen bersama Penyuluh Agama Islam yang kompenten di bidangnya, siap mendampingi para pelaku IKM sektor pangan (makanan dan minuman) untuk mendapatkan sertifikasi halal. 

Kegiatan ini mendatangkan narasumber dari dinas terkait, praktisi pelaku usaha dan akademisi. Kegiatan ini dihadiri 50 orang pelaku IMK sektor pangan di wilayah Kabupaten Kebumen. @doel

Rabu, 14 Desember 2022

IQ-EQ-SQ vs KECERDASAN KHULAFAURROSYIDIN

Dunia Ilmu Pengetahuan di era  tahun 1905  pasca Perang Dunia I dihebohkan dengan munculnya penemuan tentang IQ atau Kecerdasan Intelektual  yang dipelopori oleh Binet. Kecerdasan Intelektual diyakini sebagai  penentuan kesuksesan seseorang. Kecerdasan Intelektual dianggap oleh kelompoknya sebagai satu-satunya penentu kesuksesan sehingga pada waktu itu orang-orang beramai-ramai mengetes ketinggian IQ mereka sebagai ukuran kesuksesan seseorang. Kemudian di era tahun 1995 muncul penemuan baru tentang  EQ atau Kecerdasan Emosional  yang dipelopori oleh Daniel Goleman . Kecerdasan Emosional ini juga dianggap oleh kelompoknya merupakan penentu kesuksesan seseorang lebih dari 80 %  melebihi  Kecerdasan Intelektuan, dan sekaligus mampu meruntuhkan kejayaan IQ selama ini. Penemuan IQ dan EQ kemudian dilengkapi dengan muncunya penemuan baru tentang SQ atau Kecerdasan Spiritual sekitar tahun 2000-an yang untuk dekade ini begitu dikaji dan menjadi menu utama dalam pembahasan Ilmu Pengetahuan.

Pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dewasa ini, sinergi  IQ-ES-SQ ini diyakini sebagai faktor yang sangat menentukan kesuksesan seseorang. Sehingga boleh dikatakan bahwa seorang yang memiliki sinergi ini maka diyakin akan mencapai kesuksesan dalam hidupnya.

Berangkat dari hal tersebut di atas, marilah kita coba mengkaji sinergi  IQ-ES-SQ ini, dan kita hubungkan dengan salah satu  rahasia kesuksesan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah dan menyebarkan Agama Islam ditengah-tengah kondisi masyarakat Arab pada waktu itu.

Bicara mengenai kesuksesan perjuangan Nabi Muhammad SAW  tentunya tidak akan terlepas dari peran sahabat-sahabat beliau yang dengan setia mendampingi perjuangan Nabi dalam suka dan duka. Diantara sahabat-sahabat beliau ini terdapat empat orang  sahabat yang sangat setia dalam membantu perjuangan beliau dalam suka dan duka. Para sahabat  ini kemudian dikenal dengan istilah  Khulafaurrosyidin yang terdiri dari Abu Bakar as Shidiq ra , Umar bin Khotob ra , Ustman bin Affan ra  dan Ali bin Abi Tholib ra.

Kemudian kalau kita kaji dan amati lebih dalam lagi, ternyata dari keempat sahabat Nabi ini memiliki kemampuan  atau  kecerdasan yang berbeda satu sama lain, dan mereka bersinergi serta saling melengkapi . Sehingga bisa dikatakan bahwa keempat kemampuan atau kecerdasan  (penulis  menggunakan istilah Kecerdasan Khulafaurrosyidin) yang berbeda-beda ini kemudian dirangkum oleh Nabi sehingga menjadi kekuatan yang maha dasyat yang mampu mendukung perjuangan beliau dalam menjalankan misi kenabiannya dengan baik dan mencapai kesuksesan yang luar biasa.

Sebagai Umat Islam yang mengakui Nabi Muhammad SAW adalah Rosululloh, tentunya kita sangatlah yakin bahwa  apa yang dilakukan oleh Nabi adalah merupakan uswah bagi kita semua, dan itu tidaklah terjadi secara kebetulan saja akan tetapi atas dasar tuntunan petunjuk wahyu dan skenario Dzat Yang Maha Kuasa, Alloh SWT. Begitupun munculnya sahabat-sahabat Khulafaurrosyidin disekitar Nabi tentunya juga bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan juga, akan tetapi kita yakini mengandung uswah-uswah simbolik yang mestinya menjadi ladang Ilmu Pengetahuan bagi kita untuk mengkaji lebih lanjut rahasia-rahasia dibalik itu semua.

Berangkat dari hal tersebut di atas  marilah kita coba sinergi IQ-EQ-SQ ini kita versuskan dengan Kecerdasan Khulafaurrosyidin untuk mendapatkan gambaran ataupun sekedar perbandingan dibalik rahasia kesuksesan Nabi Muhammad SAW .

Ketika sinergi IQ-EQ-SQ kita versuskan dengan  Kecerdasan Khulafaurrosyidin , maka dapat kita gambarkan sebagai berikut :

1.      IQ vs Kecerdasan sahabat Ali bin Abi Tholib

2.      EQ vs Kecerdasan sahabat Umar bin Khotob

3.      SQ vs Kecerdasan sahabat Abu Bakar as Shidiq

4.      XQ vs Kecerdasan sahabat Ustman bin Affan

Dari gambaran tersebut di atas ternyata kecerdasan Ustman bin Affan belum memiliki lawan, sehingga sebagai gambaran kita gunakan istilah XQ atau Kecerdasan X. Simbol XQ atau Kecerdasan X  ini sebagai wakil untuk sesuatu yang belum jelas, atau mungkin sesuatu yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita dikemudian hari, atau dengan kata lain apakah mungkin masih ada satu kecerdasan hebat yang belum terungkap jika sinergi IQ-EQ-SQ kita versuskan dengan  Kecerdasan Khulafaurrosyidin.

1.      IQ vs Kecerdasan sahabat Ali bin Abi Tholib

Ali bin Abi Tholib adalah putra paman nabi Abi Tholib atau dengan kata  Ali bin Abi Tholib adalah  adik anak paman dengan Nabi. Ali bin Abi Tholib ikut dengan Nabi sejak kecil ketika nabi sendiri masih jejaka, tepatnya ketika wilayah Quraisy dilanda kekeringan yang luar biasa sehingga paman nabi Abi Tholib tidak sanggup membiayai hidup kedua anaknya, yaitu Ja’far bin Abi Tholib dan Ali bin Abi Tholib. Ja’far bin Abi Tholib kemudian diasuh oleh paman nabi Abbas dan Ali bin Abi Tholib diasuh oleh Nabi sendiri. Ali bin Abi Tholib memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar bisa yang diakui oleh para sahabat nabi yang lain, bahkan Nabi sendiri memberi gelar pada Ali bin Abi Tholib berkenaan dengan hal tersebut Babul Ilmi / Pintunya Ilmu, dalam sabda beliau “ Ana Madinatul ‘Ilmi  wa ‘Aliyu babuha “. Kecerdasan dan daya ingatnya yang luar biasa ini juga dibuktikan dengan kemampuannya menyusun Ilmu Nahwu dan menyusun kalender hijriyah bersama sahabat-sahabat yang lain. Disamping itu dalam sebuah cerita, sahabat Ali bin Abi Tholib ketika mendapatkan istri Fatimatu Az zahro putri Nabi juga salah satunya karena daya ingatnya yang sangat tinggi di atas sahabat-sahabat yang lain sehingga Ali bin Abi Tholib menang dalam sayembara pada waktu itu. Kemudian mengenai gelar Babul Ilmi ini juga disampaikan langsung oleh Nabi berkenaan dengan peristiwa ketika para sahabat banyak yang bertanya tentang berbagai masalah, kemudian Nabi menganjurkan agar bertanya dulu pada Ali  bin Abi Tholib. Hal ini setidaknya menunjukkan betapa cerdasnya sahabat Ali bin Abi Tholib, sehingga pantaslah jika kita versuskan dengan IQ.

2.      EQ vs Kecerdasan sahabat Umar bin Khotob

Umar bin Khotob adalah sahabat Nabi yang terkenal paling keras dalam memegang prinsip dan nilai-nilai hukum Islam, namun disisi lain kalau kita selami lebih lanjut beliau juga memiliki kepekaan sosial yang paling tinggi diantara sahabat-sahabat nabi yang lain. Sebelum masuk Islam beliau juga terkenal sangat keras dan disegani dikalangan pemuda-pemuda arab, bahkan Nabi sendiri pernah berdo’a pada Alloh SWT sebelum masuk Islamnya Umar bin Khotob, “Yaa Alloh berikanlah Islam kekuatan dengan masuk Islamnya salah satu dari dua Umar“, (Umar bin Hisyam/Abu Jahal dan Umar bin Khotob). Kekerasanya dan kelembutannya benar-benar dapat diletakan pada porsi yang sempurna. Kekerasan dalam memegang hukum Islam tidak pandang bulu, begitupun kelembutan dan kepekaan sosial beliau juga tidak pandang bulu. Kemampuan sahabat Umar bin Khotob  dalam membaca situasi dan juga pendapat-pendapat beliau banyak mewarnai perjuangan penyebaran Agama Islam baik pada masa Nabi maupun setelah Nabi. Sahabat Umar bin Khotob jua’lah yang berjasa menyatukan Umat Islam kembali pasca wafatnya Nabi, beliau juga yang mengusulkan agar ayat-ayat al Qur’an dikumpulkan pada masa kholifah Abu Bakar as Shidiq, beliau juga yang menyusun kalender hijriyah bersama sahabat Ali bin Abi Tholib dan  lain sebagainya. Berangkat dari keistimewaan-keistimewaan yang ada pada diri sahabat Umar bin Khotob maka pantaslah jika kita versuskan dengan EQ.

3.      SQ vs Kecerdasan sahabat Abu Bakar as Shidiq

Abu Bakar as Shidiq nama aslinya Abdul Ka’bah sebelum Islam dan Abdullah setelah masuk Islam. Adapun nama Abu Bakar as Shidiq merupakan gelar yang diberikan oleh Nabi karena ketulusan Abu Bakar as Shidiq dalam menerima semua ajaran-ajarn Islam yang dibawa oleh Nabi. Dalam sebuah riwayat, gelar Abu Bakar as Sidiq muncul setelah terjadinya peristiwa isro’ mi’roj Nabi Muhammad SAW dimana beliau mendapatkan perintah sholat lima waktu. Ketika Nabi menyampaikan perihal tentang peristiwa isro’ mi’roj ini dan perintah sholat lima waktu , dalam hal ini Abu Bakar as Shidiq adalah satu-satunya sahabat yang langsung percaya terhadap semua apa yang disampaikan Nabi tanpa sedikitpun muncul keraguan atau bertanya-tanya tentang kebenaran peristiwa isro’ mi’roj dan perintah sholat lima waktu tersebut. Apa yang datang dan dilakukan oleh Nabi adalah suatu kebenaran mutlaq bagi sahabat Abu Bakar as Shidiq. Hal ini terbukti ketika terjadinya perjanjian Hudaebiyah yang menurut sebagian besar sahabat dinilai sangat merugikan Umat Islam, akan tetapi tidak demikian menurut sahabat Abu Bakar as Shidiq karena itu semua merupakan keputusan dan kebijaksanaan yang datangnya dari Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa sahabat Abu Bakar as Sidiq memang merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang memiliki God Sport sangat besar dalam mendampingi Nabi dalam suka dan duka. Sehingga pantaslah jika Abu Bakar as Sidiq kita versuskan dengan SQ.

4.      XQ vs Kecerdasan sahabat Ustman bin Affan

Ustman bin Affan adalah satu-satunya dari Khulafaurrosyidin yang berasal dari keluarga bangsawan / darah biru, sehingga Ustman dikalangan para sahabat terkenal dengan kelembutan perilaku dan sikap serta tutur katanya. Bahkan karena kelembutannya ini Nabi dan para sahabat yang lain sungkan bila berhadapan terhadap Ustman bin Affan. Dalam sebuah kisah dikatakan ketika Nabi sedang duduk diatas kursi datanglah sahabat Abu Bakar as Shidiq kemudian sahabat Umar bin Khotob, dan Nabi tetap duduk di atas kursi menyambut kedatangan mereka berdua, namun ketika sahabat Ustman bin Affan yang datang, Nabi segera saja berdiri dan turun dari kursinya. Setelah peristiwa itu ada seorang sahabat yang bertanya pada Nabi, dan Nabi menjawab,” Jangankan manusia, Malaikat pun sungkan terhadap Ustman bin Affan karena kelembutan yang dimilikinya”. Disamping itu, sahabat Ustman bin Affan juga satu-satunya sahabat Nabi yang beristrikan dua putri Nabi sehingga beliau mendapatkan gelar  Dzu’ Nurain (yang memiliki dua cahaya}. Bahkan pada waktu Umi Kulsum wafat, dalam upacara pemakamannya Nabi berkata,” Kalau saja aku masih memiliki anak perempuan lagi pasti akan aku nikahkan juga dengan Ustman bin Affan “. Disamping gelar  Dzu Nurain,  sahabat Ustman bin Affan juga memiliki gelar Dzu Hijratain, karena kemampuan Ustman bin Affan memimpin rombongan hijrah ke Habsyi dua kali atas perintah Nabi. Kemudian kelebihan Ustman bin Affan yang lain  yang sangat tlaten dan luar biasa yaitu kemampuanya menyatukan bacaan al Qur’an dan kemudian menulis kembali hasil pengumpulan al Qur’an yang dilakukan pada masa pemerintahan Kholifah Abu Bakar as Shidiq menjadi satu mushaf yang kemudian terkenal dengan nama Mushaf Ustmani yang tersebar keseluruh wilayah Islam termasuk ke wilayah Indonesia.

Berangkat dari paparan tersebut di atas, maka apa kiranya kecerdasan yang bisa mewakili kecerdasan yang dimiliki oleh sahabat Ustman bin Affan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi kita. Namun sebagai catatan penting bagi kita, sahabat Ustman bin Affan adalah potret seorang sahabat yang sangat tawaddu’,andap asor, halus budi pekertinya, teguh dalam memegang etika dan tata krama, yang kesemuanya itu dijaman sekarang ini sudah menjadi barang langka dalam kehidupan kita sehari-hari. Realita sosial di lingkungan kita, tidak sedikit orang yang cerdas, kreatif dan memiliki God Sport yang tinggi, akan tetapi mereka kering dan tidak memiliki jiwa tawaddu’ dalam perilaku sehari-hari, baik tawaddu’ kepada Sang Kholiq maupun tawaddu’ kepada semua dan sesama mahluk ciptaan Sang Kholiq. Pepatah Arab mengatakan, "al-adabu faoqol ilmi" adab lebih tinggi daripada ilmu, bahkan Syech Abdul Qodir al-Jaelani mengatakan, "aku lebih menghargai orang yang beradab daripada orang yang berilmu, jika hanya berilmu, Iblis lebih tinggi ilmunya daripada manusia'.

Demikianlah sebuah gambaran sederhana ketika sinergi IQ-EQ-SQ kita versuskan dengan Kecerdasan Khulafaurrosyidin. Semoga gambaran tersebut sedikit menggugah kita akan adanya sebuah kecerdasan yang belum tergali yang diwakili oleh kecerdasan sahabat Ustman bin Affan. Semoga bermanfaat, aamiinn.  @doel

Senin, 12 Desember 2022

HABLUM MINALLOH vs HABLUM MINANNAS : FIFTY-FIFTY

Si Dul sebut saja begitu, adalah salah satu di antara sekian banyak dari kaum Nabi Musa as yang sudah berumur lebih dari 500 tahun. Ia adalah termasuk seorang yang ahli ibadah. Ketekunannya dalam beribadah kepada Alloh SWT melebihi umat Nabi Musa as lainnya, bahkan ketika ada pitakonan siapa kaum Nabi Musa as yang paling ngepeng dan rajin ibadahnya, tentulah orang-orang akan menjawab Si Dul-lah orangnya.

Pada suatu ketika, Nabi Musa as berkeinginan untuk melihat-lihat keadaan dan mengunjungi umatnya, dan dalam perjalanan berkeliling di tengah ummatnya, Nabi Musa as mendapati seseorang yang sedang beribadah kepada Alloh SWT. Nabi Musa mendekati dan menyapanya, sehingga terjadilah obrolan diantara keduanya.

Nabi Musa as, ”Assalamu’alaikum yaa akhi, siapa namamu?”.

 

Si Dul, ”Wa’alaikum salam yaa Nabiyalloh, kulo si Dul”.

 

Setelah suasana cair, disela-sela obrolan itu, Si Dul memberanikan diri untuk menyodorkan sebuah pertanyaan kepada Nabi Musa as perihal ibadahnya, Wahai Musa as, aku telah beribadah kepada Alloh SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa maksiat sedikit pun, lalu dimanahkah Alloh SWT akan meletakkanku (memasukkan) di dalam surga-Nya?


Sebagai seorang Nabi, ketika dimintai pertolongan oleh umatnya tentu beliau merasa sangat bahagia, lalu  Nabi Musa as pun bermunajat memohon kepada Alloh SWT agar memberitahukan nasib kaumnya ini di akhirat kelak akan ditempatkan di mana.

Lalu Alloh SWT berfirman, “Wahai Musa as, sampaikanlah kepadanya, bahwa Aku “Alloh SWT” akan meletakkannya di dasar neraka-Ku yang paling dalam.”

 

Nabi Musa as pun kemudian memberitahukan kepada orang tersebut perihal apa yang tengah difirmankan Alloh SWT kepada Si Dul tentang nasibnya kelak di akherat. Dan seketika itu juga, Si Dul tercengang mendengar jawaban Nabi Musa as, dan dia sangat sedih, berselimut gundah, ora karu-karuan pokoke rasaneora doyan madang berhari-hari dan jabawan itu terus saja menyelimuti dirinya hingga larut dalam malam-malamnya.


Dan..

dalam keadaan yang penuh dengan kepasrahan kepada Alloh SWT ini, si Dul terus saja memikirkan nasib dirinya sendiri, hingga akhirnya dia juga mulai memikirkan bagaimana nasib saudara-saudaranya, teman-temannya, tetangganya dan orang lain yang "paling" baru beribadah selama 200 dan 300 tahun. Bahkan, terhadap orang-orang yang jauh lebih sedikit "ndlaper" ibadahnya kepada Alloh SWT dibandingkan dengan dirinya, "seprandene isih kober udud-uduan karo guyon", dimanakah mereka kelak di akhirat akan ditempatkan. Maka semakin sedihlah hati Si Dul memikirkan nasib dirinya dan nasib orang lain kelak di akherat.


Maka keesokan harinya, Si Dul sowan menjumpai Nabi Musa as sembari berkata ,“Wahai Nabi Musa as, aku rela dimasukkan oleh Alloh SWT ke dalam neraka-Nya yang paling dalam, akan tetapi aku meminta satu permohonan lagi. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam neraka, maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya. Sehingga seluruh pintu neraka tertutup oleh tubuhku ini, agar tidak ada seorang pun yang akan masuk ke dalamnya selain aku, cukup aku saja”.

Mendengar permohonan Si Dul ini, Nabi Musa as pun kemudian menyampaikan kembali permohonan jawaban kepada Alloh SWT. Lalu Alloh SWT berfirman, “Wahai Musa as, sampaikanlah kepada umatmu itu bahwa sekarang Aku "Alloh SWT" akan menempatkan dia di surga-Ku yang paling tinggi.”


nah..


dari kisah ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa se-dahsyat dan sehebat apapun ibadah yang dilakukan seorang hamba kepada Tuhan-Nya, tidak dapat menjamin keselamatan seseorang di akherat kelak, kecuali karena mendapatkan rahmat welas asih saking Alloh SWT, dan hablum minalloh dan hablum minnas haruslah fifty-fifty.  @doel




Sumber : Kumpulan Kisah Teladan karya M. Hasballah Thaib dan Zamakhsyari Hasballah

 

 

LITERASIZAWA : SHOLAT DAN ZAKAT HARUS MESRA

Kebumen-GazawaOpini : Sholat dengan Zakat adalah dua hal yang selalu digandengkan di dalam al-Qur’an. Penggandengan kedua kewajiban ini menunjukkan ada hubungan yang erat antara sholat dengan zakat dan karenanya harus dilakukan secara seimbang. Keseimbangan ini menunjukkan kesempurnaan, kesempurnaan sholat dapat dilihat dari kesempurnaan zakat. Hubungan keduanya timbal balik dan saling memberikan kontribusi karena shalat simbol hubungan kepada Tuhan “hablumminalloh” dan zakat adalah simbol hubungan kepada sesama manusia “hablumminannas”. Sholat adalah simbol dari tauhid langit karena sholat media yang dapat menghubungkan manusia dengan Alloh SWT yaitu hubungan ruhani. Adapun zakat adalah simbol dari tauhid bumi karena zakat dapat menghubungkan manusia dengan sesama manusia yaitu hubungan jasmani. Penggandengan sholat dengan zakat dalam al-Qur'an memuat pesan bahwa hubungan kepada Tuhan harus dilakukan secara seimbang mesra dengan hubungan kepada sesama manusia. Dengan demikian, sholat dan zakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.

Alasan inilah yang digunakan Abu Bakar ra memerangi orang-orang yang enggan berzakat. Menurutnya, orang-orang yang mengingkari kewajiban zakat sama dengan mengingkari kewajiban sholat karena al-Qur’an menyebutnya bersamaan. Urgensi menyamakan kedua perintah ini dapat juga dilihat dalam QS. al-Ma’un yang mengidentikkan orang-orang yang mengabaikan zakat sama dengan pendusta agama. Meskipun dalam ayat ini zakat tidak disinggung secara langsung namun sudah dapat dipahami ketika menyebut anak yatim dan orang miskin. Pada ayat selanjutnya disebutkan bahwa neraka wayl bagi orang-orang yang sholat karena mereka lalai dari pesan-pesan sholatnya. Pesan sholat dimaksud disebutkan pada ayat sebelumnya yaitu lalai membantu anak-anak yatim dan lalai memberi makan orang-orang miskin.

Sungguh sangat tidak etis jika ada seseorang yang mengerjakan sholat sementara di sekelilingnya masih terdapat anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan bantuannya. Karena itu sholat yang baik akan membuat pelakunya memiliki respon terhadap penderitaan anak yatim dan orang miskin. Hal ini ada isyarat yang harus dipahami bahwa kajian terhadap kewajiban tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi harus secara menyeluruh. Kuat dugaan, karena selama ini kita selalu mengkaji sholat maka kajian tentang zakat terabaikan sehingga muncul anggapan semua akan beres jika sholat sudah beres.

Uraian di atas menunjukkan bahwa salah satu tujuan al-Qur’an ketika mensejajarkan kewajiban sholat dengan zakat bergandengan dengan mesra adalah untuk menunjukkan cinta Alloh SWT kepada manusia. Karena itu, pengabdian yang terbaik apabila terjalin keseimbangan antara pengabdian kepada Alloh SWT dan kepedulian kepada manusia. Ketika perintah sholat dan zakat disetarakan berarti keduanya (sholat dan zakat) memiliki hubungan yang erat dengan nikmat dan janji-janji Alloh SWT. Karena itu, shalat adalah bentuk penyempurnaan janji kepada Alloh SWT sedangkan zakat berkaitan dengan nikmat yang diberikan-Nya.  @doelhakeem

Minggu, 11 Desember 2022

WA Autorespon GAZAWA


Seiring kemajuan jaman, kesibukan masyarakat sulit untuk dibendung dan waktu amat sangat berharga laksana uang. Ketika pelayanan birokrasi dan informasi terlalu banyak memakan waktu maka lambat laut akan ditinggalkan masyarakat karena dianggap buang-buang waktu. Sejalan dengan tuntutan masyarakat ini maka mau tidak mau semua birokrasi pelayanan masyarakat harus mampu menghadirkan pelayanan online yang mempermudah masyarakat mengakses informasi dan pelayanan .

Berkenaan dengan itu maka Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kankemenag Kabupaten Kebumen berusaha memberikan pelayanan masyarakat melalui WA Autorspon dan Blog untuk melayani masyarakat melalui online. Silahkan diakses

Alamat WA Autorespon Gazawa :

0813-9181-7989

Alamat Blog Gazawa :

https://gazawakbm.blogspot.com

BAGAIMANA CARA PENGESAHAN NADZIR?


Sesuai dengan Peraturan Badan Wakaf Indonesia Nomor 03 Tahun 2008 bab II pasal 2

Prosedur Pengesahan Nadzir sbb :

1. Surat usulan Pengurus Nadzir dari Kepala Desa/Lurah ke KUA Kecamatan setempat 2. Surat Permohonan Pendaftaran Pengurus Nadzir dari KUA Kecamatan setempat ke BWI
untuk mendapatkan STBPN

silahkan isi link ini : https://forms.gle/twjzPTwCB8BMznKj6
Gazawa akan membantu menjembatani usulan KUA ke BWI Perwakilan Kab. Kebumen

3. BWI mengeluarkan STBPN (Surat Tanda Bukti Pendaftaran Nadzir) untuk
dikembalikan ke KUA
4. Atas dasar STBPN dari BWI maka KUA kemudian mengeluarkan Surat Pengesahan Nadzir

ZAWACORNER : DO'A ZAWA KETIKA HUJAN

  Kebumen - zaWAcorner  : Hujan bagi sebagian orang mungkin dinilai hanya sebagai fenomena alam yang lumrah dan biasa. Sebuah siklus air y...