Kebumen-GazawaOpini : Satu hal menarik terjadi ketika Alloh SWT menciptakan dunia ini, dimana diakhir penciptaannya Alloh SWT memberikan doktrin khusus pada dunia. Doktrin ini termaktub dalam hadits qudsi yang artinya, yaa dunia berkhidmatlah kamu pada orang yang telah berkhidmat kepada-KU, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu. Doktrin ketauhidan ini mengandung arti bahwa kita tidak boleh mengabdi pada apapun dan siapapun selain hanya kepada Alloh SWT. Dan pengabdian kita kepada Alloh SWT merupakan ujud kecintaan kita pada Alloh SWT yang tentunya akan diuji dengan gemerlapnya dunia dan seisinya. Sehingga ibadah yang diperintahkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya bukanlah semata-mata dawuh, akan tetapi juga ujian kecintaan kita pada Alloh SWT.
Sesungguhnya cinta tidak menerima penyekutuan, dan tingkat kecintaan hanya dapat teruji dengan melepas apa yang dicintai. Al-Qur’an bahkan mengisyaratkan ukuran sebuah kebaikan, dan salah satu ukurannya jika kita sudah mampu memberikan sesuatu yang sangat kita cintai. Adalah dunia, harta benda dengan segala gemerlapnya telah menjadikan manusia jatuh cinta dan bahkan begitu dicintai oleh manusia. Dengan harta benda ini manusia dapat meraih apa yang diinginkan, dan dengan harta benda ini pula manusia bisa mencari kesenangan dunia yang sering kali justru melenakan mereka. Bahkan karena begitu menggandrungi harta benda ini, manusia lupa dan ingin lari dari kematian. Maka seiring kecintaan manusia pada harta benda ini, manusia diuji kecintaannya kepada Alloh SWT untuk melepaskan harta benda yang dicintai, salah satunya melalui dawuh ibadah zakat.
Ibadah zakat sebagai ujian kecintaan manusia kepada Alloh SWT dan juga merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima dan sekaligus sebagai pembersih harta, prosentasenya tidaklah besar. Sepuluh kwintal panenan padi tadah hujan hanya satu kwintal ujian cintanya, empat puluh ekor kambing hanya satu ekor kambing ujian cintanya. Namun dalam tataran pelaksanaannya ternyata tidaklah seringan yang kita bayangkan, karena ketika secara logika harta benda kita berkurang, maka muncul ketakutan kehilangan dan kemiskinan. Inilah sesungguhnya bisikan syaithon yang telah di-warning-kan dalam al-Qur’an. Dan bisikan yang dikobarkan oleh syaithon senantiasa bertujuan menghasut kepada keburukan dan mendustakan kebenaran. Zakat sebagai ujian cinta tidaklah segampang dan seringan yang kita banyangkan. Yah, namanya aja ujian, ups !. Wallohu ‘Aklam
@doelhakeem


